Waspada Rekam Jejak Digital Kita di Internet || Oleh Andika Eka Putra

Sebagai pengguna teknologi tidak dapat dipungkiri salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan ialah aspek keamanan. Ketika melakukan aktivitas di dunia digital baik secara sadar maupun tidak, warganet telah meninggalkan jejak digital (digital footprint) selama berselancar di internet.

Unggahan foto, aktivitas berbagi pesan, mengunjungi laman situs, unggahan konten atau meninggalkan komentar, mengisi data pribadi, internet banking dan masih banyak lainnya. Data-data tersebut merupakan jejak digital yang tanpa sadar akan tersimpan secara abadi di internet.

Dunia digital memiliki jangkauan yang luas, tidak terbatas ruang dan waktu, mudah diterima serta dibagikan. Jika dahulu kita mengenal jejak batu tulis dan hanya ada di satu tempat, tapi jejak digital bisa diakses banyak orang dalam waktu singkat.

Gambar 1

“Banyak yang belum sadar akan hal tersebut, kita masih sering menemukan masih banyak orang meninggalkan komentar kasar dan informasi hoaks di dunia digital yang berujung pada masalah hukum. Masih banyak pula masyarakat yang belum memahami pentingnya kerahasiaan data seperti data KTP dan data keuangan, asal dimasukkan dalam aplikasi yang berujung pada kasus penipuan,” ucap Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbud, Jumeri.

Padahal menurut Dirjen Jumeri, jejak digital yang berisi informasi data pribadi sangat rawan disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. “Data-data tersebut dapat berakibat pada berbagai aspek yang akhirnya berimplikasi pada hubungan personal hingga ke ranah hukum, jangan sampai kita mengalami hal tersebut,” harapnya. Selain itu hal yang tidak disadari oleh banyak netizen ialah mereka tidak mengira kalau jejak digital pada media sosial bisa dijadikan identifikasi instansi bagi calon pelamar kerja, calon CPNS, calon pelamar beasiswa, bahkan promosi jabatan sebagai bahan pertimbangan.

“Kita tetap harus waspada serta berhati-hati terkait informasi apapun yang kita bagikan di internet. Setiap detik kita buka internet data kita sudah tertinggal. Ada rambu-rambu yang harus kita perhatikan, seperti UU ITE yang harus kita taati,” tandasnya.

Sementara itu, Pengurus Siberkreasi Komite Edukasi Mafindo, Heni Mulyati, mengatakan dilansir dari Dictionary.com bahwa rekam jejak digital adalah jejak data yang kita buat dan kita tinggalkan ketika menggunakan perangkat digital.

“Bentuk jejak digital sendiri bermacam-macam bentuknya, bisa berupa riwayat pencarian, biasanya pada history search browser. Bisa juga berasal dari pesan teks dari aplikasi, foto dan video (termasuk yang sudah dihapus), tagging foto dan video dari orang lain, lokasi yang kita kunjungi, hingga persetujuan akses cookies dalam perangkat,” papar Heni.

Pengurus Siberkreasi yang aktif di Mafindo itu juga menjelaskan bahwa ada jejak digital aktif dan ada jejak digital pasif. Menurutnya jejak digital aktif merupakan data yang sengaja netizen kirimkan di internet atau di platform digital, contohnya mengirim e-mail, publikasi di media sosial, atau mengisi formular daring.

“Sedangkan jejak digital pasif merupakan jejak digital yang kita tinggalkan secara daring dengan tidak sengaja dan tanpa sepengetahuan kita. Biasanya digunakan untuk mencari tahu profil pelanggan, target iklan, dan sebagainya,” tandasnya.

Heni juga kembali menekankan betapa pentingnya menjaga rekam jejak digital. Penting bagi warganet untuk memahami implikasi atau dampak, baik positif maupun negatif dari tindakan di dunia digital.

“Dalam dunia kerja, terdapat beberapa parameter yang bisa dipakai melihat calon karyawan melalui media sosialnya. Seperti kalimat yang sering diunggah, foto-foto, interaksi yang dilakukan, serta lingkaran pertemanan calon karyawan,” jelasnya

Selain itu ia juga menyebutkan berdasarkan data penelitian yang dilakukan oleh Netsafe bahwa hal negatif yang paling sering dilaporkan yaitu mempublikasikan informasi pibadi yang mengarah pada penindasan atau pelecehan daring, serta menerbitkan informasi pribadi yang digunakan untuk serangan manipulasi psikologis.

Lalu pertanyaannya, apa yang harus warganet lakukan untuk menghindari potensi-potensi negatif dari rekam jejak digital? Menjawab pertanyaan tersebut, Heni memberikan berbagai tips guna terhindar dari hal-hal negatif tersebut.

“Kita bisa merancang jejak digital yg baik, seperti meninggalkan catatan karya atau prestasi di berbagai platform digital. Harapannya ketika seseorang mengetikan nama kita di mesin pencari, maka seluruh karya berkualitas yang pernah kita buat bisa muncul dan menjadi catatan baik,” jawabnya.

Selain itu warganet menurutnya harus berhati-hati dalam melakukan aktivitas di internet, harus dipikirkan terlebih dahulu dampaknya akan merugikan pihak lain atau berakibat pelanggaran hukum.

Ia juga mengingatkan, ada empat motivasi utama pengguna media sosial yakni memperkuat jaringan sosial, mencari teman yang cocok, mengembangkan usaha, dan mencari koneksi bisnis.

Guna merawat jejak digital, pengurus Siberkreasi itu memberikan beberapa tips, seperti:

  1. Cari tahu terlebih dahulu jejak digital yang kita miliki;
  2. Atur privasi di perangkat kita (hal-hal yang tidak ingin dilihat orang silahkan dibuat privat);
  3. Periksa cookies pada perangkat kita, jika ada situs yang tidak dikenal mengirimkan cookies segera block;
  4. Gunakan kombinasi yang kuat dalam membuat kata sandi;
  5. Hapus aplikasi yang tidak dipakai;
  6. Posting hal-hal yang positif;
  7. Gunakan akun berbeda untuk berbagai keperluan, pekerjaan, pendidikan, dan berbelanja;
  8. Selalu update sistem operasi dan antivirus.

“Ingat apa yang sudah kita bagikan di internet akan tetap tinggal disana meskipun sudah kamu hapus, karena jejak digital tidak akan bisa benar-benar hilang meskipun sudah dihapus,”

https://aptika.kominfo.go.id/

–Selamat Mencoba, Semoga Bermanfaat–

Cara Memindahkan Data WhatsApp ke Ponsel Baru || Oleh Adittya Ramadhan

 

WhatsApp tidak hanya digunakan untuk komunikasi pribadi, tetapi juga digunakan untuk komunikasi bisnis. Anda mungkin memiliki beberapa pesan teks dan file media penting di WhatsApp yang mungkin tidak ingin Anda lewatkan dengan kehadiran ponsel baru.

Untungnya, WhatsApp telah membuat kemudahan bagi Anda untuk mentransfer obrolan dan file media dari satu smartphone ke smartphone lainnya. Anda hanya perlu mengambil backup (cadangan lengkap) data WhatsApp kemudian mengembalikannya (restore) ke ponsel cerdas Anda yang baru.

Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mencadangkan data WhatsApp. Bisa dengan mengunggahnya ke akun Google Drive (untuk Android) atau iCloud (untuk iPhone), atau menggunakan cadangan lokal data WhatsApp yang secara otomatis disimpan oleh WhatsApp di memori internal ponsel Anda.

Catatan : Anda hanya dapat mentransfer obrolan WhatsApp dan file media dari Android ke Android atau iPhone ke iPhone. Sampai sekarang, tidak ada fasilitas yang tersedia untuk memindahkan data WhatsApp antara Android dan iPhone. Untuk file dokumen atau PDF silahkan backup secara manual atau menggunakan cara lainnya,  karena cara ini diperuntukkan untuk membackup file chat beserta media dari HP lama ke HP baru. Ikuti langkah demi langkah secara berurutan untuk menghindari kehilangan data penting.

Memindahkan Chat WhatsApp ke Ponsel baru dengan Google Drive

WhatsApp mengetahui betapa pentingnya data bagi pengguna layanannya. Itulah sebabnya ia menambahkan fitur bawaan yang memungkinkan pengguna untuk membuat cadangan obrolan WhatsApp di Google Drive atau iCloud. 

Sangat mudah untuk mengembalikan obrolan WhatsApp di ponsel baru Anda. Setelah memverifikasi nomor ponsel, WhatsApp akan meminta Anda untuk mengembalikan data cadangan dari akun Google Drive atau iCloud.

Panduan langkah demi langkah ini akan menunjukkan kepada Anda cara mentransfer obrolan WhatsApp dan file media dari ponsel lama ke ponsel baru menggunakan cadangan Google Drive.

  1. Buka WhatsApp dan ketuk tombol menu (tiga titik di sudut kanan atas layar).
  2. Buka Pengaturan > Obrolan > Cadangan obrolan.
  3. Pengaturan obrolan WhatsApp Di bawah pengaturan Google Drive, klik opsi Akun dan pilih akun Google  tempat Anda mengunggah cadangan WhatsApp.
  4. Anda dapat mencentang tombol “Sertakan video” jika  ingin membuat cadangan video dari WhatsApp.
  5. Cadangkan obrolan dan media WhatsApp, Selanjutnya, ketuk tombol “Cadangkan” dan tunggu sampai selesai mengunggah data.
  6. Setelah ini, instal WhatsApp di ponsel baru Anda dan verifikasi nomor ponsel Anda.
  7. Verifikasi nomor telepon Anda di WhatsApp, Setelah memverifikasi nomor ponsel, WhatsApp akan mencari data cadangan di akun Google Drive Anda dan meminta Anda mengembalikannya.
  8. Cukup, ketuk tombol “Kembalikan“. Kembalikan obrolan WhatsApp dari cadangan Google Drive Jika Anda tidak mengembalikannya sekarang, Anda tidak akan dapat mengembalikannya nanti.
  9. Juga, pastikan Anda telah masuk ke akun Google yang sama dengan tempat Anda mengunggah cadangan.
  10. Sekarang WhatsApp akan secara otomatis mengunduh data cadangan (obrolan dan file media) dan mengembalikannya di ponsel baru Anda.

Metode ini sangat sederhana tetapi mungkin perlu waktu untuk mengunggah dan mengunduh cadangan WhatsApp tergantung pada ukuran dan kecepatan internet Anda. Langkah-langkah di atas sangat mirip untuk cadangan iCloud juga jika Anda menggunakan iPhone.

Pindahkan Data WhatsApp ke Ponsel baru menggunakan cadangan lokal

 

WhatsApp akan secara otomatis mengambil cadangan lokal dari riwayat obrolan Anda setiap hari pada pukul 02:00. Cadangan lokal disimpan dalam memori internal ponsel Anda di folder WhatsApp Database.

Dalam metode ini, Anda harus mentransfer obrolan WhatsApp dan file media ke ponsel Android baru secara manual menggunakan cadangan lokal. Ikuti panduan langkah demi langkah ini, jangan sampai ada langkah yang terlewat.

  1. Buka WhatsApp dan ketuk tombol menu (tiga titik di sudut kanan atas layar).
  2. Setelah ini, buka Pengaturan > Obrolan > Obrolan cadangan.
  3. Jika Anda ingin mengambil cadangan terbaru dari obrolan WhatsApp sehingga Anda tidak kehilangan data apa pun, Anda dapat mengambil cadangan lokal secara manual.
  4. Cukup, ketuk tombol “Cadangkan“. Sekarang Anda harus mentransfer file dari / Memori Internal / folder WhatsApp dari ponsel lama Anda ke lokasi yang sama di ponsel baru Anda.
  5. Ada berbagai cara untuk mentransfer file database tersebut, Gunakan aplikasi berbagi file. Ini adalah salah satu metode paling sederhana. Anda dapat menggunakan aplikasi berbagi file seperti SHAREit atau menggunakan koneksi bluetooth untuk mentransfer folder WhatsApp dari ponsel lama ke yang baru. Setelah Anda mentransfer folder, pastikan untuk memindahkannya ke memori internal.
  6. Gunakan komputer, Anda juga dapat menggunakan komputer sebagai perantara untuk mentransfer data WhatsApp.
  7. Pertama, hubungkan ponsel lama Anda dengan komputer melalui USB dan salin folder WhatsApp di komputer.
  8. Sekarang sambungkan ponsel baru Anda dan pindahkan folder WhatsApp ke memori internal.
  9. Gunakan kartu SD. Terakhir, Anda juga dapat menggunakan kartu SD untuk mentransfer data WhatsApp.
  10. Cukup, salin folder WhatsApp dari ponsel lama Anda ke kartu SD. Sekarang masukkan kartu SD di ponsel baru Anda dan pindahkan data WhatsApp ke / Memori Internal / lokasi WhatsApp.
  11. Sekarang WhatsApp akan secara otomatis mengunduh data cadangan (obrolan dan file media) dan mengembalikannya di ponsel baru Anda.

Metode dengan menggunakan cadangan lokal harus dilakukan secara teliti dan dilakukan secara berurutan, opsi pertama bisa anda terapkan karena caranya yang lebih simple dan mudah.

Jadi itulah cara untuk mentransfer obrolan WhatsApp dan file media ke ponsel baru menggunakan Google Drive dan cadangan lokal. Jika Anda menghadapi masalah, silakan bertanya melalui komentar.

Backup Data pada Windows 10 || Oleh John Richardo

Dalam dunia teknologi informasi, data adalah salah satu asset yang paling crusial. Tidak peduli seberapa canggih anti virus yang beredar / tersedia di pasaran, tetap saja virus, spyware, ransomware, dsb selalu berevolusi.

Oleh karena itu sangat bijak bagi kita senantiasa selalu membackup data secara rutin. Untungnya pada Windows 10 sudah tersedia aplikasi backup bawaan yang memadai dan bisa dilakukan dengan dua metode sesuai dengan kebutuhan.

Berikut caranya :

1. Backup data biasa
Opsi backup data biasa akan memberikan dukungan untuk membuat backup mulai dari foto, dokumen, video, dan audio. Kemampuan backup menyediakan beberapa kebijakan yang bisa dipilih : backup otomatis kapan saja, berkala tergantung pilihan Anda, atau hanya backup ketika Anda memintanya.

Langkah pertama masuk ke menu Windows Settings dengan mengklik ikon gir di Start Menu. Pada halaman Windows Settings, pilih ikon Update & Security. Di dalamnya pilih Backup yang tersedia di sisi kiri halaman.

Nantinya di sisi kanan akan muncul opsi untuk melakukan backup. Pilih “Backup using File History”. Sebelumnya, di bagian bawahnya ada pilihan Add Drive untuk menentukan media penyimpana atau disk drive untuk menyimpan backup Anda.

Saat memilih disk drive atau media penyimpanan, Anda juga akan diberikan pertanyaan mengenai jadwal proses backup. Apabila secara berkala, maka cukup tentukan hari dan jam, agar Windows melakukan backup otomatis berkala.

2. Backup lengkap Windows 10
Backup lengkap ini akan melakukan backup menyeluruh mulai dari data yang tersimpan, konfigurasi sistem, termasuk aplikasi yang terpasang. Langkah awalnya masih sama, masuk ke Windows Settings, kemudian pilih Update & Security.

Di bagian bahwa pilihan Backup Using File History akan muncul pilihan dengan judul “Looking for an older backup?”. Kemudian pilih tautan opsi bertuliskan “Go to Backup and Restore (Windows 7)”. Tidak perlu bingung, dipastikan fitur ini juga mendukung Windows 10.

Nanti akan muncul halaman dialog baru berisi pilihan disk drive yang berisi backup atau baru akan digunakan untuk membuat backup Windows 10. Untuk membuat backup baru pilih opsi “Create a system image”.

Nanti secara otomatis fitur ini akan mencari disk drive atau media penyimpanan yang memiliki kapasitas cukup untuk membuat backup Windows 10. Kemudian klik Start Backup untuk memulai proses. Durasi pembuatan backup akan memakan waktu, tergantung dari ukuran data.